Setitik Asa dan Sejuta Harapan Baru di Bulan Romadhon
Hari berganti detik berjalan waktu
berputar sekaan tiada pernah lelah, di penghujung bulang sya'ban kita
berdiri menanti masuknya bulan suci romadhon, hati telah rindu jiwa
telah menunggu datangnya waktu terbaik dari bulan bulan yang telah
berlalu, bulan special bagi umat muslim dimana semua kebaikan
dihitung berkali lipat , diman setiap ibadah dihitung berkali lipat,
dimana setiap hal baik adalah ibadah dan pahala.
2013 menandai sebuah angka sebuah tahun
dan sebuah bab baru dalam perjalan hidup manusia, waktu membuat bumi,
manusia dan seisinya semakin tua, semakin dekat dengan kehidupan
abadi. Bagi seorang hamba 2013 menandai sesuatu yang berbeda sesuatu
yang mengubahnya sesuatu yang membuat hamba tersadar dari sebuah
tidur panjang yang tak berujung. Kesadaran akan sesuatu yang baru
kesadaran melihat hal yang sangat berbeda dari yang biasa hamba
lihat.
Seorang hamba rindu saat bersama
dengan mereka, dua orang berwajah tua. rindu saat hangat nya kebersamaan di
bulan romadhon, tapi tahun ini berbeda memang tahun tahun sebleumnya
juga berbeda tapi kali ini jauh sangat berbeda. Dipenghujung bulan di
awal bulan romadhon ini tersa sangat lain, seoarang hamba jauh dari
yang dia kenal, jauh dari yang dia rindukan. Di perantauan yang baru
di ujung barat pulau jawa, di kota yang kata orang megah mewah dan
penuh mimpi, tapi mimpi hamba jauh tertinggal di tempat itu, di kota
itu tapi harapan hamba ingin mulai dari sana dari kota itu dari
tempat itu.
Surga hamba sedang sakit dan hamba
terpasung di sini, Di kota yang katanyanya penuh mimpi. Keinginan
dan harapan akan sesuatu yang hamba peroleh dari sini yang terus
membuat hamba bertahan. Ilmu dan pengalaman serta pemikiran baru
tentang dunia dan akhirat.
Di penghujung romadhon kelak hamba
berharap dapat melihat nya, dua orang yang selalu menjadi tujuan
hidup hamba, dua orang yang selalu ingin hamba bahagiakan dan dua
orang yang selalu menjadi panutan. Wajah tua mereka sudah lama hamba
tak melihatnya, dengan tenaga setengah payah, dengan tubuh sakit yang
semakin lemah tapi dalam derita mereka tetap tersenyum kepada hamba.
Romadhon di tahun ini berbeda , bukan
karena tahun bulan atau angka, romadhon kali ini semua kejadian
seolah menjadi teguran kepada hamba untuk selalu ingat siapa hamba
dan dari mana hamba datang , kepada siapa hamba harus menggantungkan
keinginan dan harapan, kepada siapa hamba harus meminta dan kemana
hamba nantinya akan abadi, dan bekal apa yang hamba bawa sebelum
menuju ke abadian.
Cita cita hamba sudah jelas keingainan
hamba sudah terang, jalan menuju kesana pasti berliku dan berkelok,
tp hamba insyallah karena semua milik NYA (الله)
dan dengan tujuan hanya
untuk NYA (الله)
, semua pengharapan,
keinginan dan keyakinan akan terwujud.
Di tengah bulan ini hamba titipkan doa dan harpan, sudah sepantasnya
dan sudah selayaknya hanya kepada mu (الله)
, dan perjuangan di mulai
dari sini. Sebuah rindu kepada mu ( محمّد
) engkaulah panutan dalam setiap
langkahku , Sebuah rindu untuk mereka dua orang yang selalu ingin
hamba bahagiakan, sebuah rindu untuk mereka yang semoga hamba dapat
bantu ,sebuah rindu untuk tempat itu tempat aku ingin mulai dan
menghakhiri. Semoga hamba dapat mewujudkan senyum mereka dan mereka.
Setitik asa dan sejuta
harapan
( r_if )
Posting Komentar untuk " Setitik Asa dan Sejuta Harapan Baru di Bulan Romadhon"
silahkan share kritik pandangan dan pemikiran anda