Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Legenda Negeri Bawang Putih

bawang
Bawang Putih

Gatal kuping  terasa mendengar pemberitaan di meda media,  tertawa dan sekaligus jengkel kalau melihat judul headline di media media sekarang,"Indonesia Kekurangan Bawang" , "Bawang Langka di Pasaran","Bawang Langka, Harga Melejit Konsumen Menjerit" dan beberapa judul berita yang sangat lebay kalau menurut ku. cukup menarik kalau melihat fenomena bawang itu sendiri dan sebegitu pentingnya bawang bagi negeri ini, hehe mungkin kalau ga ada bawang pertumbuhan vampir juga melonjak yah. :D.

Bawang telah menjadi salah satu bagian dari kehidupan masyarakat negeri ini. kehadiran bawang sebagai bumbu dapur sudah ada sejak jaman dahulu lewat pedagang cina dan arab bawang masuk ke negeri ini, hingga kini menjadi bagian yang tak terlepaskan dari masyarakat. bawang sendiri berasal dari asia tengah seperti china  dan jepang negara yang beriklim sub tropik tapi jauh sebelum nya bawang juga ada dalam catatan sejarah  Papyrus Bertarikh 1500 Sebelum Masehi ada catatan tentang orang mesir percaya bawang putih mempunyai 22 khasiat untuk mengobati beragam penyakit. 


Rasanya cukup memalukan kalau bawang yang selama ini menjadi bagian dari masyarakat indonesia ternyata  tidak mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri dan harus import dari negara lain seperti china, ternyata ada penjelasan mengapa bisa terjadi seperti ini, dari salah satu artikel di media Tempo terungkap salah satu dari banyak penyebab hal ini bisa terjadi.. dkatakan bahwa situasi bawang nasional di pengaruhi oleh  penandatanganan Letter Of Intent ( LOI) dengan IMF pada era 1990 an, LOI tersebut membebaskan bea import untuk komoditi bawang dan hal itu cukup mengancam produksi bawang nasional. negara kita mampu memenuhi produksi bawang nasiaonal selama ada kebutuhan pasti produksi juga akan ada , tapi kenapa menandatangani LOI dengan IMF yang jelas jelas dampaknya akan merugikan petani khususnya petani bawang yah apapun skenario di balik itu semu itu kental sekali dengna muatan politik saya tidak akan bahas itu hehe. yang jadi pertanyaan ketika hal itu ditandatangani dan jelas merugikan saya pun jika jadi petani akan bertanya, ngapain saya repot repot menanam bawang kalau harga jual bawang tidak sebanding dengan harga produksi bawang. pada akhirnya petani akan beralih ke produksi lain dan ini yang akan benar benar mengakibatkan negara kita ketergantungan sekali dengan import kususnya bawang. 

Peningkatan produksi bawang putih dalam negeri juga diperparah dengan kesepakatan perdagangan bebas dengan Cina yang merupakan salah satu pengimpor bawang terbesar ke Indonesia. Ia mengatakan Indonesia tak lagi bisa memberlakukan bea masuk untuk bawang asal Cina karena terikat perjanjian sementara harga bawang dari Cina juga murah. ( tempo)

Belum cukup dengan IMF lalu  kita menandatangani perjanjian perdagangan bebas  dengan china . diperjanjian tersebut kita tidak bisa memberlakukan bea masuk sementara harga jual bawang china juga murah, otomatis para petani bawang dalam negeri kalah bersaing karena tidak sebanding harga dan hasil jika diadu dengan bawang import, sungguh mengenaskan, dan ketika pemerintah ingin meningkatkan dan memperbaiki produksi dalam negeri, sekali lagi sudah sangat telat dan terlambat, tapi bukan berarti tidak mungkin. 

Bukan tidak mungkin barang yang di import seperti bawang rentan terhadap permainan karena komoditi yang penting dan tergantung dari satu sumber , seperti kasus kemaren saat  bawang import menumpuk di pelabuhan tapi tidak bisa di keluarkan, anda bisa mengartikan sendiri, apakah sengaja memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan yang lebih tinggi?? karena langka harga melambung tinggi dan barang dari pelabuhan di keluarkan secara perlahan, maka harga akan tetap di atas itu mungkin salah satu skenario bisnis, tapi mau sampai kapan kita tergantung dengan orang lain? pertanyaan yang butuh komitmen tinggi untuk menjawabnya.

Legenda Negeri Bawang Putih ini merupakan tulisan dengan judul sindiran, sindiran bagi saya sendiri, sindiran bagi yang mencintai negeri ini dan melihat ketidak beresan dalam negeri ini, bukan berarti saya memebenci tapi marilah lebih terbuka dan melihat sesuatu secara dalam dan mungkin memeberikan solusi baik itu solusi minor atau solusi mayor untuk negeri kita.  orang dulu selalu bercerita tentang betapa suburnya bangsa ini betapa kayanya negeri ini dari sabang sampai merauke, tapi fakta itu sekarang apakah sesuai dengan kenyataan?? Dalam keterpurukan selalua ada keyakinan jika kita bisa belajar dari kesalahan dan mencoba memanfatkan dan mengelola alam indonesia ini dengan betul ,benar dan secara mandiri di jiwa dan setiap manusia indonesia itu terpatri semangat untuk mandiri dan hidup dari negeri sendiri saya yakin , sektor apapun khususnya pertanian di indonesia menjadi penopang kehidupan bangsa.

Memulai dari diri kita dan lingkungan, dimulai dengan hal kecil dengan menanam aneka macam kebutuhan sehari hari di lingkungan rumah RT atau RW seperti bumbu dapur, cabe kunyit sehingga pemenuhan kebutuhan bumbu dapur sehari hari dapat terpenuhi, jangan takut tidak ada lahan, dengan metode hidrophonik pun bisa, banyak desa atau kampung mandiri pertanian. dari komoditi cabe, bawang, sawi, bayam bisa di tanam di lingkungan sekitar. semoga tulisan ini bermanfaat bagi saya dan siapa saja yang bersedia membacanya. semoga tercipta bangsa yang mandiri dalam memenuhi kebutuhannya sendiri, bangsa berfikir mencari solusi jangka panjang dan bukan yang instant.  


Solusi itu dicari bukan dengan cara perselisihan dan saling menyalahkan.

Posting Komentar untuk "Legenda Negeri Bawang Putih"